Permintaan Maaf PLN Disebut Tak Cukup, Saat Listrik Padam di Sumsel Berdampak Dari Aceh-Lampung

5 Juni 2024 22

Array

PALEMBANG – Akibat gangguan transmisi SUTT 275 kV Linggau – Lahat berimbas di sejumlah Provinsi mulai dari Lampung hingga Aceh.

Menurut Pengamat Kebijakan Publik dari Unsri Dr Muhammad Husni Thamrin, akibat padamnya aliran listrik kemarin sudah sangat merepotkan. 

“Matinya listrik saja sudah menyebabkan tidak berfungsi berbagai peralatan yang menggunakan listrik, sehingga berdampak pada berbagai kegiatan warga,” kata Hunsi Thamrin, Rabu (5/6/2024).

Selain itu, akibat kejadian tersebut membuat masalah lain seperti terhentinya suplai air bersih dari PDAM, terganggunya jaringan komunikasi dan lain-lain.

“Untungnya PLN lumayan cepat merespon dengan memberi informasi tentang penyebab mati listrik dan upaya serius untuk segera memulihkan keadaan,” ungkapnya

Namun menurutnya, jika melihat cukup lama nya waktu gangguan dan besarnya dampak yang ditimbulkan, pernyataan maaf dan informasi seperti yang sudah dilakukan oleh PLN UID S2JB Sumbagsel tidak lagi cukup. 

“Kejadian kemarin tidak patut dianggap sebagai insiden semata dan PLN seyogyanya memperlihatkan empati nya,” ungkapnya.

Penjelasan PLN yang semata menginformasikan tentang adanya gangguan dan janji untuk segera memulihkan keadaan ditambah permintaan maaf seperti yang disampaikan oleh pihak PLN UID S2JB tidak menunjukkan keseriusan PLN.

Hal yang lebih penting adalah penjelasan mengapa masalah tersebut dapat terjadi, sehingga masyarakat dapat menilai apakah kejadian ini semata insiden yang lazim terjadi atau merupakan kelalaian.

“Hal ini penting karena PLN sudah sepatutnya menunjukkan komitmennya tidak saja upaya memulihkan keadaan (recovery) tetapi janji bahwa kejadian serupa tidak akan terjadi lagi,” katanya .

Atau setidaknya janji bahwa jika kejadian serupa terjadi mereka akan bertindak dengan lebih baik dan cepat serta menempatkan kepentingan konsumen sebagai puncak prioritas. 

“Untuk itu sudah sepatutnya Pimpinan puncak PLN turut menjelaskan agar tidak terkesan mengentengkan konsumen,” tegasnya 

Gangguan transmisi SUTT 275 kV Linggau – Lahat berimbas pada pemadam di berbagai wilayah yang ada di unit kerja PT PLN UID Sumsel, Jambi dan Bengkulu (S2JB).

Akibatnya tak hanya menganggu jalanya aktivitas warga.

Dampak itu juga terasa bagi ekonomi masyarakat yang terhenti sejak pemadaman Listrik.

Lalu apakah ada kompensasi terkait pendaman tersebut?

Menurut Manajer Komunikasi dan TJSL PT PLN UID Sumsel, Jambi dan Bengkulu (S2JB), Iwan Arissetyadhi pihaknya saat ini masih fokus pemulihan sistem kelistrikan.

“Terkait dengan kompensasi itu nantinya akan dibahas oleh manajemen PLN. Karena kami sebagai pihak UID saat ini berfokus dengan pemulihan sistem kelistrikan,” kata Iwan, Rabu (5/6/2024). 

Iwan menegaskan saat ini pihak fokus dalam pemulihan kembali 100 persen.

Terutama bagi normalnya kembali fasilitas pelayanan publik seperti Rumah Sakit dan LRT. 

“Kita sudah berkoordinasi dengan stakeholder terkait terutama Pemerintah. Seperti layanan publik, RS dan LRT jadi prioritas, kami tetap berusaha supaya secara bertahap semua bisa pulih kembali,” katanya.

Pihaknya mengkonfirmasi jika saat ini dari 4,3 juta pelanggan yang terdampak, sebanyak 3,4 juta pelanggan sudah normal.

“Hingga saat ini masih pemulihan. Untuk di Sumsel sudah 74 persen menyala, Bengkulu sudah 80 persen, Jambi baru sebagian, Lampung baru 60 persen yang menyala dan Babel sudah normal,” katanya.

Menurutnya, pihaknya masih belum bisa memastikan apa penyebab utama gangguan transmisi tersebut, petugas  saat ini masih berusaha dengan optimal mendalami untuk menelusuri penyebab pastinya. 

Keluhkan Air Bersih

Listrik sudah kembali hidup sejak Selasa malam (4/6/2024) namun hingga kini sebagain besar pelanggan Perumda Tirta Musi hingga kini belum mendapat pengaliran air bersih.

Kalaupun air bersih mengalir airnya masih keruh tidak sejernih seperti biasanya.

Menanggapi keluhan pelanggan itu, Direktur Operasional Perumda Tirta Musi Cik Mit mengatakan listrik memang  sudah menyala sejak semalam namun pompa air belum dinyalakan karena tegangan listrik masih belum stabil.

Untuk mengoperasikan pompa air dibutuhkan tegangan listrik antara 385 sampai dengan 410.

Sedangkan saat ini di sejumlah titik Instalasi Pengolahan IPA hingga pukul 14.00 WIB tadi masih ada beberapa tegangan listrik yang belum stabil.

Tegangan listrik yang belum normal ini membuat mesin pompa yang digerakkan oleh listrik tidak bisa bekerja maksimal.

Masalah lainnya yakni meski listrik hidup namun tegangan tidak stabil sehingga distribusi air bersih juga belum bisa maksimal.

“Pompa tetap kita operasikan walau tegangan listrik belum semuanya normal,” ujar Cik Mit, Rabu (5/6/2024).

 

Disinggung air bersih yang sampai ke rumah pelanggan keruh, berbau menyengat dan lengket, Cik Mit mengatakan itu karena efek air bersih yang terhenti didistribusikan sehingga papa air kosong dan membuat airnya keruh.

“Kondisi ini akan berlangsung sementara. Jika listrik sudah kembali normal dan stabil maka distribusi air bersih juga akan berangsur normal kembali,” ujarnya.

Akibat gangguan distribusi ini membuat membuat pelanggan yang berada di wilayah ujung pengairan memerlukan waktu normalisasi 1×24 jam.

 

(Trb)

Array
bannerheader