Anggota DPR RI ESP Geram Terhadap Pembangunan Ruas Jalinteng Lambat

11 September 2022 273

Array

PALEMBANG–Anggota DPR RI, Eddy Santana Putra (ESP) meminta Menteri Perhubungan RI, Legislator DPRD Sumsel dan Menteri PUPR RI menyoroti pembangunan ruas jalan lintas tengah (Jalinteng) Sumsel, sepanjang Betung-Sekayu-Mangunjaya yang pembangunannya belum tuntas hingga saat ini.

“Apa kendalanya, alokasi dana sudah ada. Kontraktor melalui proses lelang juga sudah ditunjuk, tapi mengapa masih belum tuntas. Kalau memang bermasalah di kontraktor, kan bisa direvisi lalu ganti,” ucap Eddy di kediamannya belum lama ini.

Eddy yang akrab disapan ESP ini diketahui sedang berkunjung ke Palembang pada Minggu (11/9/2022) kemarin, melihat pengerjaan proyek jalan skala nasional itu sudah diperjuangkannya sejak tahun 2019, lalu dan baru tahun ini, yakni 2022 sudah masuk pengerjaan rehab total, termasuk anggaran pun sudah ketok palu. Namun hingga kini, progres yang berjalan belum sesuai yang diharapkan.

ESP sendiri mempertanyakan hal tersebut setelah organisasi masyarakat Gerakan Rakyat dan Mahasiswa Musi Banyuasin (GERAMNYA) mendatanginya dan mendesak agar mantan Walikota Palembang ini mempertanyakan pembangunan jalan tersebut yang hingga kini masih belum maksimal, bahkan menjadi skala prioritas.

“Saya sebagai Wakil Rakyat Sumsel sudah berjuang keras dan mengunggah kepada menteri,Tolng jalan negara di kabupaten Musi Banyuasin +- 100 km Ruas Betung – Sekayu – Mangun Jaya – Sanga desa batas kabupaten Musi Rawas utk pengawasan lebih ketakt, agar kontraktor yg mengerjakannya sesuai dgn bastek standar jalan nasional,bukan seperti sekarang pembangunan trus menelan dana ratusan milyar,tapi progres kurang baik,melainkan menyediakan jalan nadional di Muba,”katanya.

Bahkan hingga kini, ruas jalan sepanjang 65 km tersebut masih masuk dalam kawasan jalan terburuk nomor satu di Indonesia. Kategori itu yang sangat disesalkaj ESP. Makanya dia mewanti-wanti pemrintah setempat dan pemerintah pusat agar menjadikan pembangunan ruas jalan tersebut masuk dalam skala prioritas untuk kepentingan masyarakat Musi Banyuasin.

Koordinator GERAMM, Lekat memaparkan bahwa Jalan lintas Tengah Negara (Jalinteng)dalam status sudah darurat kerusakannya mencapai 70 % dari tahun 2019 – 2022. Bahkan banyak sekali lubang di kawasan jalan tersebut.

“Menyengsarakan melakukan perjalanan Palembang ke lubuk Linggau,dgn jarak 100 km mobil Fuso,Trontong Fuso & traler muatan over kapasitas di atas 25 – 50 – 150 Ton memaksn waktu 12 jam,padahal kalau jalan mulus Betung ke Mangun Jaya cukup 2 jam tembus,” Katanya.
Diketahui, Jalinteng Muba dikerjakan PT.Wahana Jaya Prima (WPJ) dari kota Pekan Baru Riau APBN dari 2065 Milyar dgn tender terendah Rp 214 Milyar. Jalan negara dari Mangun Jaya – kec. Sanga Desa – Muara Lakitan – Muara Beliti dimenangkan PT.PAP Palembang Rp 65 Milyar.

M.Lekat menegaskan bhw kontraktor sudah bekerja maksimal 24 jam,tapi perlu diketahui oleh pak Eddy,yang merusakan & menghancurkan Jalan negara dan jalan kab. Musi Banyuasin keberdaan Perusahan tambang batu bara PT.Aska Dodol & PT.Triayani oprasional di desa Macan Sakti kec. Sanga desa mengangkut batu bara jutaan ton dalam waktu 24 jam ketempat bongkar di kec. Lais.

Demikian juga masalah angkutan besar Truck,Fuso,Trontong,Traeler antar pulau Jawa dan Sumatera mobil muatan besar mencapai 50 s/d 100 Ton over kapasitas agar diditindak dan ditertibkan. Dia juga mengimbau agar kontraktor mengerjakan proyek ratusan milyar progresnya maksimal . ”Kalo pihak pemerintah & legislatif baik kabupaten Muba,Gubernur Sumsel & Menetri perhubungan diam /pembiaran merajarela bebas,ini akibatnya rakyat semakin susah.
M.lekat minta ke ESP dan para menteri untuk turun ke Muba. “Jangan hanya menerima laporan dari pihak BBPJN sumsel yg bagus saja, ” katanya

(Rilis Geramm).

Array
bannerheader